Total Tayangan Halaman

Senin, 08 Oktober 2012

hold my hand...mom


Granuloma


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Masalah kesehatan Reproduksi tidak terlepas dari masalah penyakit hubungan seksual. Penyakit hubungan seksual ini merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Tempat terjangkitnya penyakit ini tidak semata-mata pada alat genetalia saja, tetapi juga dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat genetalia. Yang tergolong dalam penyakit hubungan seksual ini antara lain penyakit sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venereum, granuloma AIDS dan masih banyak yang lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran menyebabkan diketahuinya bakteri. protozoa, jamur, dan virus sebagai penyebab penyakit hubungan seksual. Inguinalis.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit yang timbul akibat hubungan seksual. Dari sudut epidemiologi ternyata penyakit hubungan seksual berkembang sangat cepat berkaitan dengan pertambahan dan terjadinya migrasi penduduk, bertambahnya kemakmuran, serta terjadinya perubahan perilaku seksual yang semakin bebas tanpa batas.
Mengingat begitu cepatnya perkembangan dan meluasnya penyakit hubungan seksual, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema penyakit hubungan seksual, khususnya tentang penyakit GRANULOMA INGUNALIS.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Granuloma Inguinale?
2.      Bagaimana Etiologi dari penyakit Granuloma Inguinale?
3.      Bagaimana Patogenesis dari penyakit Granuloma Inguinale?
4.      Bagaimana Manifestasi klinis dari penyakit Granuloma Inguinale?
5.      Bagaimana Pemeriksaan Fisik dari penyakit Granuloma Inguinale?
6.      Bagaimana Patofisiologi dari penyakit Granuloma Inguinale?
7.      Bagaimana Pathway dari penyakit Granuloma Inguinale?
8.      Bagaimana Komplikasi dari penyakit Granuloma Inguinale?
9.      Bagaimana Diagnosa dari penyakit Granuloma Inguinale?
10.  Bagaimana Penanganan dari penyakit Granuloma Inguinale?
11.  Bagaimana Pencegahan dari penyakit Granuloma Inguinale?
12.  Bagaimana Epidemiologi dari penyakit Granuloma Inguinale?

C.  Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami penyakit hubungan seksual, khususnya tentang penyakit Granuloma Inguinalis.
2.      Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini,diharapkan mahasiswa mampu :
a.       Memahami pengertian penyakit Granuloma Inguinalis.
b.      Memahami penyebab terjadinya penyakit Granuloma Inguinalis.
c.       Memahami tanda dan gejala dari penyakit Granuloma Inguinale
d.      Memahami perjalanan dari penyakit Granuloma Inguinale
e.       Memahami diagnosa dan cara penanganan tentang penyakit Granuloma Inguinalis.
f.       Mengenal Penanganan dari penyakit Granuloma Inguinale baik dari aspek medis maupun kebidanan
g.      Mengenal cara pencegahan penyakit penyakit Granuloma Inguinale
h.      Mengetahui epidemiologi dari penyakit Granuloma Inguinale












BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian
1.      Granuloma Inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun pada alat kelamin dan biasanya terjadi didaerah vulva, perineum dan daerah inguinalis.(Romauli.2009)
2.      Granuloma Inguinale adalah bakteri destruktif progresif kronis di regio genitalia, disebabkan oleh Calymmatobacterium granulomatis yang ditularkan melalui kontak seksual.  Penyakit ini disebut juga Donovanosis atau granuloma venereum.(Manuaba 1999)
3.      Granuloma Inguinale adalah penyakit disebabkan bakteri yang ditandai dengan borok genital lesi yang endemik di banyak daerah kurang berkembang. (Sarwono Prawiroharjo,2008)

B.  Etiologi
Penyakit granuloma inguinale disebabkan oleh bakteri Calymmatobacerium granulomatis (Donovan body). Donovan body merupakan bakteri yang terbungkus di dalam leukosit mononuklear. Bakteri Calymmatobacerium granulomatis merupakan :
1.      Bakteri gram negatif, berukuran 0,7-1,5 μm.
2.      Terdapat di dalam vakuola sel histiosit, kadang di dalam leukosit PMN atau sel plasma.
3.      Reproduksi di dalam vakuola, organisma matur dilepaskan saat sel terinfeksi ruptur. 
4.      C. granulomatis matur berupa kapsul yang memiliki membran dan dinding sel.  Pada dinding sel terdapat tonjolan filamen kecil yang merupakan fimbriae bakteri atau pili.
5.      Dapat dibiakkan pada chick embryonic yolk sac, tetapi sulit tumbuh di media buatan.

C.  Patogenesis
     Penyebaran penyakit granuloma inguinale terjadi terutama melalui hubungan seksual lewat vagina atau dubur. Tetapi sangat jarang terjadi melalui seks oral. Granuloma inguinalis lebih banyak terjadi pada pria. Kemungkinan pria terserang penyakit ini lebih dari dua kali dibanding perempuan, dengan sebagian besar infeksi terjadi pada orang berusia 20-40 tahun. Penyakit ini jarang terlihat pada anak-anak atau orang tua.


D.  Manifestasi Klinis
1.      Gejala
Gejala penyakit Granuloma Inguinale akan dirasakan pasien pada daerah yang terinfeksi bakteri Calymatobacterium granulomatis,pasien akan
2.      Tanda
Tanda penyakit granuloma inguinale akan mulai timbul dalam waktu 1-12 minggu setelah terinfeksi.Tanda awalnya berupa bintil-bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh menjadi benjolan bulat dan menonjol seperti bisul.
Terdapat 4 tipe tanda dari Granuloma Inguinal, yaitu :            
a.       Ulkus granulomatosa (tipe paling banyak) : ulkus merah seperti daging, soliter atau multipel, kenyal dan mudah berdarah bila disentuh.
b.      Hipertrofik/verukosa : ulkus atau vegetasi, ireguler, kadang kering dengan gambaran seperti kenari.
c.       Nakrotik : ulkus yang dalam dan berbau busuk, menyebabkan destruksi jaringan.
d.      Sklerotik/sikatrisial : ditandai pembentukan jaringan fibrosa dan skar.






E.  Gejala  



Granuloma inguinale ditandai dengan inklusi intraseluler dalam makrofag yang disebut sebagai tubuh Donovan. Granuloma inguinal biasanya mempengaruhi kulit dan selaput lendir di daerah kelamin, yang akan menghasilkan lesi nodular yang berkembang menjadi bisul. Bisul semakin berkembang dan merusak secara local.

Lesi awal berupa nodul subkutan, soliter atau multipel, mengalami erosif membentuk lesi granulomatosa, bersih, batas tegas, dan biasanya tidak nyeri.  Lesi mudah berdarah, membesar secara perlahan dan banyak jaringan granulasi merah seperti daging. 
Pada stadium aktif penyakit, sering ditemukan fibrosis bersamaan dengan perluasan lesi primer, dan fimosis atau limfedema pada jaringan distal. Dapat mengenai daerah inguinal dengan gambaran menyerupai bubo akibat infeksi genital lain (pseudobubo).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Granuloma Inguinal  sebagian besar menyerang daerah genitalia (90 %), inguinal (10 %), anus (5-10 %) dan tempat jauh (1-5 %). Bagian tubuh pria yang terkena antara lain di buah zakar, prepusium, glans penis, sulkus koronarius, dan frenulum. Sedangkan pada wanita biasanya terjadi di daerah vagina, vulva, labia minora dan daerah sekitarnya. Daerah lain pada pria dan wanita yang juga terkena adalah dubur, bokong dan wajah. Pada akhirnya benjolan tersebut akan menutupi alat kelamin. Penyembuhannya berlangsung lambat dan bisa terbentuk jaringan parut.
Biasanya benjolan tersebut akan terinfeksi oleh organisme lainnya. Jika tidak diobati, bisa menyebar ke seluruh tubuh, yaitu ke tulang, persendian atau hati dan menyebabkan penurunan berat badan, demam serta anemia.
Meskipun granuloma inguinale paling sering melibatkan kulit dan jaringan subkutan vulva dan inguinalis, tetapi dapat pula terjadi di daerah serviks, uterus, orolabial dan ovarium. Dengan ciri khas berupa sekret dan berbau busuk. Dalam kasus yang jarang, granuloma inguinale dapat bermanifestasi sebagai lesi servikalis kronis. Lesi ini biasanya membentuk ulserasi atau kemerahan atau membentuk jaringan granulasi. Lesi ini menghasilkan eksudat inflamasi kronis dengan gambaran histologis khas berupa limfosit, giant cell dan histiosit. Gambarannya dapat serupa dengan karsinoma serviks dan harus dapat dibedakan dari kejadian neoplasma yang lain. Penyakit ini sering disertai IMS lain, misalnya sifilis.

F.   Pencegahan

G. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit yang ditandai dengan adanya benjolan merah terang yang khas. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh pinggiran benjolan tersebut
Pemeriksaan laboratorium diantaranya meliputi :.
1.      Direct microscopy
Ini merupakan metode tercepat dan paling dapat diandalkan. Yaitu dengan melakukan pemeriksaan pada jaringan yang diambil dari sekitar lesi dengan menggunakan pulasan Wright atau Giemsa. Hasil pemeriksaan akan menggambarkan adanya badan Donovan yaitu berupa organisme berkelompok berwarna biru atau hitam berbentuk batang (Milkulicz cells) dengan gambaran seperti peniti di dalam sitoplasma sel mononukleus. Hiperplasia pseudo epithelio matosus sering tampak pada daerah tepi ulkus.
Pemeriksaan histologis untuk tubuh Donovan yang terbaik dilakukan dengan menggunakan Giemsa atau Silver. Gambar karakteristik menunjukkan peradangan kronis dengan infiltrasi
plasma sel dan leukosit PMN.
2.      Pemeriksaan histopatologi spesimen biopsi menggunakan mikroskop elektron dengan glutaraldehyde fixation and plastic embedding.
3.      Culture: hanya satu pemeriksaan yang telah dicapai dalam dua laboratorium di masa sekarang dan tidak tersedia secara rutin. 
4.      PCR: Metode PCR termasuk metode deteksi colorimetric. Sebuah penyakit ulkus kelamin tes PCR multipleks telah dikembangkan menggunakan in-house. Teknik amplifikasi asam nukleat yang menggunakan primer C. granulomatis. Namun, tidak ada tes PCR komersial untuk donovanosis tersedia saat ini.
5.      Serologi: tes serologi telah dikembangkan tetapi tidak dapat diandalkan.
Jika tidak ada alat diagnostik yang segera tersedia, swab kering harus diambil dan
didinginkan, kemudian pengaturan untuk tes PCR dilakukan.
6.      Pemeriksaan lain : misalnya tes komplemen fiksasi, imunofluoresensi indirek.

H.  Komplikasi
1.      Karsinoma 0,25 % dari 2000 kasus.
2.      Pseudoelefantiasis banyak pada wanita
3.      Stenosis uretra, vagina atau anus pada tipe sklerotik.

I.     Penanganan
a.    Penanganan medis
Penanganan medis yang dilakukan pada penderita Granuloma Inguinalis adalah dengan memberikan antibiotik. Therapy yang dapat diberikan, antara lain :
1.      Tetrasiklin 4 x 500 mg. Obat pilihan pertama walaupun pernah terjadi resistensi
2.      Kloramfenikol 4 x 500 mg
3.      Eritromisin 4x 500 mgselama 2-3 minggu (dianjurkan untuk wanita hamil)
4.      Trimethoprim-sulfamethoxazole, 1 tablet double strength per oral dua kali sehari minimal selama 3 minggu,
5.      Doksisiklin 100 mg dua kali sehari selama 3 minggu,
6.      Ciprofloxacine 750 mg 2 kali sehari selama 3 minggu,
7.      Terapi paling efektif adalah azitromisin 1 x 500 mg/hari selama 1 minggu.
8.      Golongan quinolon : norfloksasin, siprofloksasin dan ceftriaxon.
Pengobatan harus dilanjutkan sampai lesi sembuh sempurna, minimal 3 minggu. Bila pengobatan dihentikan sebelum 3 minggu biasanya terjadi penyembuhan tapi kemungkinan rekurensi lebih besar. Jangka waktu pengobatan harus sampai penyembuhan total.
b.   Penanganan kebidanan
Penanganan kedibanan yang yang dapat dilakukan antara lain:
1. Jika pasien mengalami demam, lakukan kompres hangat
2. Menganjurkan pasien agar tidak melakukan aktivitas seksual selama masih sakit atau menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual
3. Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan agar infeksi tidak menyebar lebih luas
4. Mengajarkan tehnik relakasasi untuk mengurangi saat nyeri
J.     Pencegahan
Langkah-langkah pencegahan terhadap penyakit Geanuloma Inguinale, antara lain :
1.      Menghindari semua aktivitas seksual adalah satu-satunya cara mutlak untuk mencegah penyakit menular seksual seperti inguinale granuloma. Namun, perilaku seks aman dapat mengurangi risiko Anda.
2.      Penggunaan kondom yang tepat, baik jenis laki-laki atau perempuan, sangat mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual. Anda perlu memakai kondom dari awal sampai akhir setiap aktivitas seksual.
3.      Pemeriksaan IMS yang teliti dan pengobatan segera.

4.      Atasi faktor risiko : deprivasi sosial, status ekonimo rendah dan higiene jelek.
5.      Higiene personal merupakan cara terbaik pencegahan. Terapi segera setelah paparan dapat menghambat proses infeksi
Cara pencegahan yang terbaik adalah dengan mengatasi faktor resiko, antara lain deprivasi sosial, status ekonomi dan selalu menjaga personal higiene terutama di daerah genetalia. Namun pada dasarnya tidak ada cara pencegahan yang telah direkomendasikan.

K.  Epidemiologi
Penyakit granuloma inguinale merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis seperti Tenggara India, India bagian barat, Brazil dan beberapa pulau di Pasifik Selatan serta beberapa bagian dari Australia, China dan Afrika misalnya Guyana, dan New Guinea. Pada saat ini, ada sekitar 100 kasus penyakit granuloma inguinale yang dilaporkan per tahun di Amerika Serikat. Diantara mereka, banyak yang terjangkit penyakit ini karena bepergian ke luar negeri. Selain itu, insiden tertinggi terjadi pada orang yang berusia 20-40 tahun































BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Penyakit Granuloma Inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun pada alat kelamin. Biasanya terjadi didaerah genetalia, misalnya di penis, testis, vulva, perineum dan daerah inguinalis. Penyakit ini di sebabkan oleh bakteri Calymmatobacerium granulomatis (Donovan body). Gejala awalnya hanya berupa bintil-bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh menjadi benjolan bulat dan menonjol seperti bisul.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit yang ditandai dengan adanya benjolan merah terang yang khas. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh pinggiran benjolan tersebut. Jika dari hasil diagnosa dinyatakan positif maka penderita harus segera mendapatkan pengobatan agar infeksi tidak semakin parah. Namun sebelum kita terjangkit penyakit menular seksual khususnya penyakit Granuloma Inguinalis, pada dasarnya kita dapat melakukan pencegahan untuk menghindari penularannya.

B.       Saran
5. Bagi Mahasiswa
   Granuloma inguinale merupakan salah satu penyakit menular seksual yang sangat penting untuk diketahui. Oleh karena itu, para mahasiswa harus menambah ilmu pengetahuannya dengan memahami dan mempelajari tentang penyakit granuloma inguinale supaya mereka mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penyakit tersebut dan lain sebagainya.
6. Bagi Pendidikan
Mudahnya penularan penyakit granuloma inguinale melalui hubungan seksual perlu diketahui oleh para remaja maupun dewasa. Oleh karena itu, sebaikknya pengetahuan tentang penyakit granuloma inguinale disampaikan didalam pendidikan formal maupun informal agar para remaja maupun dewasa mampu memahami dan memperluas wawasan mereka tentang penyakit ini dan nantinya diharapkan penderita penyakit granuloma inguinale dapat berkurang setiap tahunnya.





























DAFTAR PUSTAKA


Romauli,S.dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Jogjakarta : PT. Nuha Medika.
Manuaba,Ida Bagus.1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:ARCAN
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://www.mawarputrijulica.wordpress.com




















 
 

GRANULOMA INGUINALE

Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi
Pengampu : S.R.A.Aflah Rahim Hillan,Bsc.Dra.MCPN





Disusun Oleh :
1.      Suryanti
2.      Sutrisni
3.      Titik Inayati
4.      Tri Wahyu Sandra A
5.      Tutut Ervianti
6.      Vina Nurul Izza





AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO

 
UNGARAN 2010
KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan tentang hal-hal mengenai gangguan kesehatan reproduksi Granuloma Inguinale yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang penyakit “Granuloma Inguinale”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Kesehatan Reproduksi S.R.A.Aflah Rahim Hillan,Bsc.Dra.MCPN yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Terima kasih.

ii
 
Penulis









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian........................................................................................... 3
B.     Etiologi............................................................................................... 3
C.     Gejala................................................................................................. 4
D.    Pencegahan......................................................................................... 5
E.     Diagnosa............................................................................................. 6
F.      Komplikasi......................................................................................... 7
G.    Pengobatan......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 8
B.     Saran................................................................................................... 8
iii
 
DAFTAR PUSTAKA